right_side

Empati Demi Surgawi

Satu Miliar Cinta

My Book.

Pengikut

My Book Cover

My Book Cover

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

Cursor

One Piece Going Merry

Widget


Minggu, 30 Juli 2017

Karena Setiap Kita Punya Potensi Maka Setiap Kita Pasti Bisa


Sepulang dari negri formosa kemarin, aku memang sedikit kaget dengan kondisi negri sendiri. Padahal belum juga genap 2 tahun di negeri sebrang. Maklumlah, karena tatanan kota di negeri formosa begitu rapih sampai ke pelosok-pelosoknya. Tak ada itu jalan tanah, semua pake aspal. Apalagi sampah perumahan di sana benar-benar diperhatikan. Setiap sore ada 2 mobil sampah yang rutin mengelilingi setiap rumah dari yang pinggir jalan besar sampai yang di pelosok. Tak ada itu alasan ketinggalan mobil terus sampahnya jadi nimbun.
Lah pas kemarin pulang sampai Jakarta, dari bandara lanjut ke Kampung Rambutan rasanya kok tak ada perubahan sedari 2 tahun lalu. Jangan tanya mengapa.
Setelah 2 hari di rumah, adik sepupu yang sudah hampir 1 tahun tak bekerja mendadak minta bantuan untuk di antar ke Kantor Polsek. Untuk memperpanjang SKCK katanya. Kok mendadak? tanyaku. Dapat infonya juga mendadak soalnya, begitu ia menjawab.
Selama dalam perjalanan itulah dia sempat ngobrol. Sayang sekali kalau lowongan kerjaan itu terlewat. Makaya dia sebisa mungkin ikut melamar di sana. Dari nada bicaranya, sepupuku ini memang cocok bekerja di sana. Nyaman bekerja di sana. Tapi tidak tahu juga, apa karena nyaman di satu tempat itu kemudian dia jadi tidak sungguh-sungguh mencoba cari pekerjaan di tempat lain.
Karena itu, setelah datang ke kantor tapi ternyata sudah tutup karena kesorean, dia agak kecewa. Tapi karena merasa sangat butuh dengan kerjaan di pabrik itu, sepupuku ini yang sudah beberapa kali kerja di pabrik tersebut dengan setiap kontrak cuma 6 bulan, akhirnya berangkat juga malamnya. Dengan harapan, biarpun SKCK sudah tidak berlaku semoga saja bisa diterima.
Kalau dipikir-pikir ya, ritme kerja yang singkat seperti itu, ditambah uang yang hanya bisa disimpan sedikit karena gaya hidup dan biaya lainnya maka kita hanya membiarkan diri kita bergantung pada orang lain. Hidup jadi tidak bebas. Potensi jadi tidak terasah. Padahal kelak, mau tak mau kita harus berjuang sendiri untuk terus bertahan hidup dan membuat hidup sendiri nyaman. Tidak terus-terusan bergantung pada orang lain.
Setiap kita punya potensi, sodara. Kita hanya perlu giat dan tidak mudah putus asa. Memang sih, kalau usaha sendiri banyakan mentoknya. Ya modallah. Ya omongan oranglah. Ya orang tua yang pesimislah. Atau hal-hal lainnya yang semakin memojokkan kita untuk bekerja pada orang lain saja.
Tapi dan sekali lagi tapi, Sodara juga harus tahu kalau cerita mengenai orang yang menjadi kuli pada orang lain tanpa dibarengi hidup prihatin, gemar menabung pada akhirnya hanya gali lobang tutup lobang. Kerja hari ini hanya cukup untuk hari ini. Memang sih tak buruk juga. Tapi kalau hari ini kita tidak lebih baik dari kemarin kan sama saja rugi. Artinya, kita harus bisa melakukan peningkatan kualitas hidup. (Udah kaya motivator belum? Hehehe)
Sodara juga harus tahu, di kota-kota sana, tempat hidupnya masyarakat kelas menengah ke atas, banyak itu diadakan workshop kewirausahaan. Pembicaranya pun tidak sembarangan. Untuk ikut hadir dan mengambil ilmunya juga perlu biaya. Artinya banyak orang yang ingin sukses dengan usaha sendiri karena sudah capek kerja ikut orang lain. Karena sudah capek kerja mondar-mandir, pusing tujuh keliling dalam waktu yang lama tapi kok taraf hidupnya hanya berjalan kaya siput. Artinya juga, kemungkinan untuk sukses dengan usaha sendiri itu masih banyak dan terbuka lebar.
Wake up, sodara. Setiap kita sudah punya potensi. Karena itu setiap kita juga pasti bisa. Aku sendiri memang belum sukses. Masih jadi orang kecil. Tapi mending optimis dengan masa depan dari usaha sendiri daripada optimis di bawah bayang-bayang usaha orang lain, kan?
Dengan bismillah dan terus optimis. Insya Allah.

Tegalkarang, 140717

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts