right_side

Empati Demi Surgawi

Satu Miliar Cinta

My Book.

Pengikut

My Book Cover

My Book Cover

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

Cursor

One Piece Going Merry

Widget


Minggu, 18 Oktober 2015

Sastra



Tempatnya orang gila
Atau sebenarnya orang kurang waras, yang di satu sisi tidak bisa membedakan mana realitas, fakta, kenyataan, dhohir dan mana yang hanya sebatas imajinasi, ilusi, semu , bathin. Yang melulu bicara seks dengan tak canggung padahal di jidatnya masih tertempel Tuhan.
Satra mengerdil yang kata mereka meluas, menjiwa sebagaimana jiwa dan rasa yang tak pernah bisa secara gamblang-gambling digambarkan dengan peristiwa dan kata.
Namun jika benar meluas tentu mereka tidak akan mengatakan aku yang kurang waras secara yang kutangkap dari apa yang mereka ceritakan hanyalah ketidak-jelasan yang menggelontor begitu saja di depan mata orang normal, orang sepertiku.
“Kepekaanmu kurang…”
Tak usah payah-payah membuat cerita hingga berates-ratus halaman jika hanya untuk segelintir orang yang menurutmu cukup peka sastra. Bukankah kau sendiri yang berkata dari cerita bisa mengubah semua. Kau juga yang berkata sastra bisa mengancam Negara. Lalu bagaimana itu bisa terjadi jika yang peka terhadap cerita yang kau buat hanya segelintir saja jika dibandingkan dengan orang-orang yang seharusnya juga menerima pesan dari cerita karanganmu.
Jangan berkata kalau semua itu bisa terjadi dengan jalan yang panjang. Kita orang kecil, butuh sesuatu yang simple, singkat, nyata. Jangan sekali-sekali menuntut setiap orang untuk berpikiran seperti orang besar, apalagi hanya menuntut.
Omong kosong.
Sastra hanyalah omong kosong yang tak membawa apa-apa untuk sesiapa.

Popular Posts