dan pada sebuah ranah yang terkenang
ada bening tak sempat kuutarakan
tiada sambut tak berarti tak turut
mulai dari kata yang tersimpan rapat
dalam dada, mimpi tergelar bak sajadah
itu sujud, genangkan aku
eh, bukan hanya kata tapi tingkah
seperti rangkulan senja pada bukit-bukit
pada bukit-bukit dan awan-awan itu,
sudah kau lukis satu warna
aku ingin senyum di bibirmu
aku ingin hitam di matamu
ini, kuberikan nadi untuk hidupmu
semoga bisa!
Tegalkarang, 16-12-14
21:51
Senin, 22 Desember 2014
Langganan:
Postingan (Atom)
Popular Posts
-
Ada yang pernah berpikiran untuk menggunakan kata sandi yang unik di akun medsosnya? Aku sih yes. Dulu sewaktu pertama membuat akun fac...
-
Senja menenggak ranumnya dengan perlahan di balik kaca jendela bus yang aku tumpangi sore ini. Baru kali ini aku bisa lagi menikmati ind...
-
Sore yang riuh pada sebuah kota yang menjadi barometer kesuksesan seperti utara untuk mata angin. Jakarta. Sekumpulan orang lebih dar...
-
Nasib memang tidak bisa kita pilih, sodara. Kita ingin hidupnya sederhana saja, yang penting sehat semua. Eh ladalah, tiba-tiba kok keb...
-
Ada gemuruh yang kembali dan memang masih menyeruak ruang batinnya. Kedatangan Hilman ba’da dzuhur tadi kembali menguak rasa pedih yang ...
-
Sepulang dari negri formosa kemarin, aku memang sedikit kaget dengan kondisi negri sendiri. Padahal belum juga genap 2 tahun di negeri ...
-
Tempatnya orang gila Atau sebenarnya orang kurang waras, yang di satu sisi tidak bisa membedakan mana realitas, fakta, kenyataan, dho...
-
Bluluk [1] , Alap-alap [2] , Macan [3] , Bango [4] Permainan ini sering dimainkan oleh anak-anak di daerah Cirebon atau khususnya di ...
-
Bertambah lagi. Bagi Darjo detik-detik saat menuliskan jejeran angka itu adalah rasa yang lebih memerihkan , dibanding saa...
-
Pada dasarnya, lirik lagu (dan termasuk lagu itu sendiri) memuat pesan yang ingin disampaikan oleh pencipta/penemu ide kepada pendengar...