right_side

Empati Demi Surgawi

Satu Miliar Cinta

My Book.

Pengikut

My Book Cover

My Book Cover

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

Cursor

One Piece Going Merry

Widget


Senin, 15 November 2010

remah-remah air mata dari perjalanan kita

aku jauh diterpa sepi
hatiku berkarat tak juga temukanmu
terhuyung-huyung dalam gelombang tersendiri
hanya hampa memenuhi hati, suasana, rasa, dan imaji
seperti sebuah pulau yang tak berpenghuni
tak ada kehidupan
hanya misteri menyelimuti

ku bayangkan kau telusuri jalan yang menuju rumahku
sendiri juga
berjalan kaki dan mengumpulkan remah-remah air mata
untuk kau hadiahkan kepadaku saat pertama kali kita bertemu
kau hanya tersenyum tiap kali membayangkan
saat-saat kau hadiahkan remah-remah air mata itu padaku
sebagai hadiah terindah yang kau temukan dalam perjalananmu,
kakimu yang tak beralas
semakin lecet tergores batu cadas yang bertaburan
di jalan menuju rumahku
hanya saja keyakinanmu tetap menegarkan hatimu untuk tetap hidup
dan bertemu denganku
terus
sampai malaikat mengikat tali waktu kita
yang terpisah lalu bertemu dan bersatu
dan kita menemukan hadiah yang sama antara kau dan aku
tapi tetap saling memberikan:remah-remah air mata dari perjalanan kita
dengan tersenyum.

18:13:09
14-11-2010

Jumat, 19 Februari 2010

Muqoddimah

Dengan melafazkan asma Allah dalam permulaan blog ini,serta dengan segala sanjungan kepada sang kekasih Muhammad sang nabi, semoga rahmat salam  selalu terlimpahkan kepadanya. 
Telah banyak harapan yang bermunculan seiring terciptanya puisi satu demi satu dari tangan yang berkali-kali menjadi pelampiasan atas kegundahan hati karena kedua mata -pun mata hati- telah menyaksikan ketitakpedulian akan sesuatu hal yang kecil namun menurut saya akan berdampak sangat besar. Mungkin karena kelalaian atau kesengajaan dari setiap diri pribadi. Bahkan saya pun merasa masih sangat lemah untuk mencoba bangkit dari kemunduran nasib sebuah kesadaran yang merongrong dalam setiap benak manusia namun tak jua didengar oleh telinga yang saya rasa lebarnya cukup untuk menampung bermiliyar-miliyar kata teguran.
Dari gejolak yang sangat lemah itulah akhirnya saya tekadkan untuk mencoba mengajak kepada semua agar kita agak sedikit peduli dengan sekitar, bukan hanya peduli dengan masa depan diri sendiri yang saya rasa banyak yang hanya memikirkan masa depan duniawinya. Pun saya bisa mengatakan demikian karena saya sendiri merasa seperti itu. Jadi tentu tak ada salahnya jika saya mengajak untuk sama-sama peduli tentunya dengan cara masing-masing.
Bermula dari itu pula saya hanya ingin mengungkapkan apa yang saya rasa selama ini. Tentang hati yang menjerit atas dosa yang kian menggunung, tentang hati yang memerah merona atas cinta yang diam-diam menggelayuti, tentang hati yang tak sengaja menangkap isyarat sebuah fakta kemanusiaan, juga tentang hati yang takut kehilangan. Saya wujudkan dalam puisi-puisi di bawah ini, tertuang begitu saja, tanpa tujuan namun serasa ada yang menuntut.
Akhirnya dengan tulus saya mengharap semoga tulisan yang saya buat dalam blog ini dapat memberikan manfaat bagi pengunjung yang bersedia untuk membuang waktunya demi membaca sebuah tulisan yang sebenarnya sangat tidak bermutu. Juga mengharap kepada setiap pengunjung untuk memberikan untaian teguran yang bagi saya adalah sebuah pencerahan yang sangat berharga. Wassalam..

Popular Posts