Pada sebuah perjalanan
yang bernama hidup, tentunya dengan rentang waktu yang dirasa panjang -meskipun
ungkapan bahwa ‘hidup sekedar mampir minum’ terus dielu-elukan di sana sini-,
Sobrun berjalan seorang diri dengan bekal seadanya. Sebagaimana layaknya sebuah
perjalanan yang kita tahu, pada beberapa titik selalu ada rintangan. Dan dalam
perjalanan ini, rintangan tersebut seringkali berbentuk Iry, Dhengki, Hasood
dan lain sebagaimana yang sangat bisa menjadi batu sandungan bagi si Sobrun.
Mari kita sejenak
bayangkan Sobrun sebagai seorang ksatria dengan bekal kemampuan seadanya. Namun
selalu bisa mengambil pelajaran dari setiap masalah yang menimpanya. Sedangkan
Iry, Dhengki, Hasood beserta kawan-kawannya bisa kita bayangkan sebagai makhluk
licik, buruk rupa, dengan taring dan berbadan besar. Ya, sepanjang perjalanan
Sobrun sendirian menghadapi mereka. Ada kalanya Sobrun hanya menghadapi Iry
dengan racun mematikannya. Untuk menghadapi Iry saja, Sobrun sampai kewalahan
bukan main. Pasalnya tipu muslihat dan cara-cara licik lainnya selalu Iry
gunakan demi menaklukan Sobrun. Dan di saat seperti itulah, Sobrun harus
menggunakan akal sehat dan wawasannya. Karena bagaimanapun juga dua hal
tersebut bisa menyelamatkannya. Jika suatu saat Sobrun sampai melupakan kedua
hal tersebut bisa dipastikan akan datang satu sosok licik lainnya untuk
membunuh Sobrun. Ya, satu sosok itu Fitnach.
Begitulah sepanjang
perjalanan Sobrun harus pandai-pandai menghadapi berbagai rintangan dengan macam-macam
tipu muslihatnya. Hingga pada akhirnya kau sendiri akan mengerti Sobrun bisa
tetap berdiri tegak melewati sosok-sosok menyeramkan dan keji itu. Tentunya
dengan bekas luka dalam, pakaian yang compang-camping atau barangkali darah
masih menetes-netes pada lengan kirinya. Dan selalu ..., selalu saja ketika
Sobrun sudah banyak melewati sosok-sosok itu, ia harus menghadapi sosok yang
lebih besar dan jauh lebih berat lagi dibandingkan rintangan-rintangan
sebelumnya. Kau tahu sosok yang menjadi rintangan terberat sekaligus terbesar
itu siapa? Kebutuhan Hidup. Ya, Kebutuhan Hidup adalah sosok paling berbahaya
bagi Sobrun.
Pada banyak kasus Sobrun
akan tergeletak tak berdaya karena tak sanggup menghadapi Kebutuhan Hidup. Ada
yang malah berubah menjadi sosok lain menyerupai Iry, Dhengki, Hasood atau
Fitnach dan lainnya. Namun tidak sedikit juga Sobrun tetap bisa menghadapi Kebutuhan
Hidup meski pertarungannya terus berjalan tiada henti sampai akhir perjalanan.
Ya, ada kisah-kisah
perjalanan yang diakhiri dengan kemenangan Sobrun di hembusan-hembusan nafas
terakhirnya. Sayangnya banyak juga perjalanan yang menceritakan kekalahan Sobrun
menghadapi rintangan terbesarnya, Kebutuhan Hidup. Sayang sekali ...