right_side

Empati Demi Surgawi

Satu Miliar Cinta

My Book.

Pengikut

My Book Cover

My Book Cover

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

My Book

Cursor

One Piece Going Merry

Widget


Rabu, 21 Januari 2015

Ada Dalam Keberadaan

Ada Dalam Keberadaan

Semula ia renggut sebuah sepi untuk menemani tidurnya
Denting mengalun dari tetes-tetes air mata,
Kedua mata yang sayu entah dari sesuatu apa hingga terjelma sebuah cerita
Tentang rindu yang terkurung dalam lingkar waktu, lingkar jiwa, hingga lingkar kedua matanya
Ia mati padahal sungguh mati ia mematikan musik yang terus saja menggaung di telinganya
Dan belakangan ia berkata
musik itu menggaung dalam setiap keberadaannya
: Akan ada cinta yang mengantarnya menuju tiada.

Cirebon, 15-01-15
08:28 


Manusia Sadar Dan Tidak Sadar?

Mungkin aku bukan manusia yang sadar. Ya, sadar. Karena manusia sadar adalah manusia yang tak perlu berpikir dengan susah payah pun, otaknya mampu berpikir, pun mampu membedakan hal satu dengan hal lainnya. Dan ia bisa mengenali sekaligus mengingat sesuatu dengan lebih dulu membedakan sesuatu itu melalui apa-apa yang bisa didengar dan dilihat dari sesuatu itu, meski kerap kali ada garis yang sama dari dua suara atau lebih yang berbeda yang masuk ke telinganya atau dari dua wujud atau lebih yang berbeda yang melintas dalam pandangannya.
Manusia sadar dan tak sadar. Ada dua jenis yang saat ini masuk dalam kepalaku. Membuatku berpikir termasuk yang manakah aku? Tapi tidak, setiap manusia terkadang tidak teridentifikasi secara pasti seperti apa ia. Setiap manusia mempunyai berjuta-juta atau bahkan bermiliar-miliar waktu yang sangat memungkinkan dirinya untuk menjadi segala sesuatu yang sebelumnya adalah di luar dari dirinya sendiri. Saking banyaknya kemungkinan itu, sampai hampir tidak ada manusia yang mengenali dirinya sekaligus dikenali oleh manusia lain secara penuh dan seluruh. Bukankah begitu?
Ada saat di mana manusia merasa ada sesuatu yang mengendalikan dirinya. Barangkali sesuatu yang sebenarnya memang ada dalam tubuhnya sendiri namun tidak ia sadari. Barangkali memang sesuatu yang ada di luar dari tubuhnya dan baru ia sadari saat dirinya sendiri telah dikuasai oleh sesuatu tersebut.
Dan bisa saja aku termasuk dari keduanya. Aku adalah manusia yang tak sadar sekaligus manusia yang sadar. Aku berpikir, aku berbicara, aku tidur, makan, minum, buang air, berinteraksi dan tetek bengek lainnya yang sama seperti manusia lain. Dan pada waktunya aku benar-benar tak mengerti apa yang menimpa diri atau jiwa atau hati atau pikiranku. Aku selalu tak bisa untuk menjelaskan seperti apa persisnya saat aku seperti itu.
Rasanya pikiranku mentok. Tidak bisa berjalan jauh seperti biasanya. Pun emosi yang seolah menguasai, sama sekali tidak bisa aku jamah apa maunya. Emosi itu menarik-narik tubuhku, namun seketika itu juga aku tidak mengerti apa yang diinginkan tubuhku. Pada saat lain, aku seperti kehilangan diriku. Aku hanyut ketika menikmati sensasi dengan makhluk berbeda jenis denganku. Hanyut yang sepenuhnya hanyut. Seluruh jiwa, jasad bahkan emosi yang sebelumnya tak bisa mengerti ikut hanyut basah kuyup. Tapi saat itu pula aku pun merasa aku bukanlah manusia yang memanusia. Saat seperti itukah mungkin bisa dikatakan aku manusia tak sadar.
Perlukah kukatakan juga bahwa aku laki-laki. Atau kau lebih suka mengatakan pria daripada laki-laki. Baiklah, tak perlu benar kau mau menyebutnya apa? Yang pasti selalu ada saat di mana aku tak mengerti dengan keadaan tubuhku sendiri. Aku tak ingin berimajinasi jauh untuk menerangkan lebih jelas lagi. Cukup dengan mengatakan aku tak mengerti seharusnya kau paham apa yang membuatku mengatakan itu.
Jika dikatakan itu mimpi tentu bukan. Jelas-jelas aku mengalami hal itu pada saat aku terjaga. Aku terjaga seperti hari-hari bisanya. Makan, minum, berbicara, menonton tv, berjalan, mandi. Tapi pada saat itu aku sendiri merasakan emosi yang tak enak sama sekali. Sebegitu tak enaknya sehingga untuk dijelaskan dengan perumpamaan pun sangat sulit.
Mungkin orang-orang di luar sana juga banyak yang meraskan hal yang demikian. Namun barangkali kebanyakan dari yang banyak itu menganggap itu adalah hal yang wajar sehingga ketika emosi yang tak jelas itu menuntut untuk melakukan hal yang sangat mungkin mengganggu orang lain pun mereka –kebanyakan orang dari banyak itu- menganggap itu sebagian dari hal wajar yang memang dialami manusia.
Ahh, ngomong apa aku ini. Njelimet. Tak enak sekali dibaca. Maaf.
Tetapi mungkin perlu ditegaskan bahwa seperti inilah fakta yang melanda sebagian manusia termasuk aku sendiri. Aku yang sebagian dari mereka dan sekaligus di saat yang lain bukan sebagian dari mereka. Ada saat di mana aku melihat dan merasakan dunia yang begitu nyaman aku tinggali. Ada saat di mana aku merasa ingin melakukan kebaikan demi kebaikan selama dan sebanyak mungkin yang aku bisa dan yang sangat memungkinkanku untuk melakukannya sampai selesai bukan setengah-setangah. Ada saat di mana diri ini menjadi dan mengendalikan diri ini secara sepenuhnya. Ada saat di mana mimpi, emosi dan rasa berdiam pada tempatnya masing-masing.
Aku tidak bisa mengatakan kalau saat itu adalah aku yang merupakan manusia sadar. Karena aku sendiri tidak paham mengenai hal-hal apa yang menjadi kategori seseorang dikatakan manusia sadar atau manusia tidak sadar.

Plumbon, 20 Januari 2015


Kamis, 08 Januari 2015

TEPAK KADAL

Tepak Kadal adalah nama lain untuk permainan Glatikan. Sebuah permainan tradisional dengan menggunakan dua kayu sebesar telunjuk dengan panjang kira-kira 30 cm dan 7 cm juga dengan membuat pusat atau cekungan tanah yang dibuat sepanjang 7 cm atau sama dengan panjang kayu ke dua. Permainan ini hanya bisa dimainkan di tempat yang luas dan bisa dimainkan oleh berapa orang pun namun cara bermainnya satu persatu dengan saling kejar-mengejar poin yang didapat. Jika pemain dirasa sangat banyak bisa juga pemain dibagi menjadi dua grup.
Perlu kepintaran untuk memainkannya karena permainan ini bisa dimainkan dengan menggunakan strategi. Bukan strategi yang rumit hanya sebuah siasat supaya perolehan poin cepat meningkat.
Tepak kadal biasanya diawali dengan melakukan hompimpa untuk menentukan urutan bermain. Setelah urutan sudah didapat maka pemain pertama bisa langsung main sedangkan pemain lainnya menjadi lawan main yang menghadang lemparan kayu yang sepanjang 7 cm itu. Namun pemain akan mati langkah jika kayu kedua melayang namun jatuhnya masih dalam wilayah garis. Garis ini dibuat dengan jarak kurang lebih satu meter dari pusat. Jarak antara pusat dan garis itulah yang dinamakan wilayah garis.
Permainan tepak kadal dibagi menjadi tiga tahap atau bagian.
1. Cutat. Cara melakukan cutat dengan meletakkan kayu yang mempunyai panjang 7 cm di atas pusat namun melintang. Lalu kayu yang mempunyai panjang 30 cm sebagai pegangan pemain dan digunakan untuk mencutat atau mencukit kayu ke dua sehingga kayu ke dua melayang jauh ke depan ke arah lawan.
Ada trik untuk melakukan cutat ini, yaitu dengan meletakkan kayu ke dua agak ke ujung pusat atau tanah cekungan. Dengan begitu kayu yang terlempar tidak akan melayang dengan tinggi namun melayang dengan ketinggian rendah bahkan menyerempat di tanah. Situasi ini menutup kemungkinan lawan menambah poin berlipat dengan poin bonus karena berhasil menangkap kayu ke dua yang dilempar oleh pemain.
Ada satu trik lagi untuk mengecoh lawan pada tahap cutat ini. Trik ini akan mengecoh lawan karena kayu ke dua akan melayang secara acak. Yaitu dengan menaroh kayu ke dua sejajar dengan pusat, hampir sama dengan posisi pada saat tepak kadal namun agak menjorok ke dalam pusat. Kemudian pemain tinggal mendorong kayu ke dua itu dengan kuat sehingga kayu ke dua melayang secara acak. Trik ini cukup sulit juga karena seringkali kayu ke dua malah hanya jatuh dalam wilayah garis.
2. Pilar. Bagian ke dua ini cukup sulit dimainkan karena pemain harus bisa memukul kayu kedua yang dibuat terpelanting sedikit ke atas dari tempat semula. Dengan meletakkan kayu ke dua di atas punggung tangan kiri yang direntangkan lalu menghentakkan tangan dengan cukup pelan sehingga kayu tersebut  terpelanting ke atas dan selanjutnya pemain harus bisa memukul kayu yang terpelanting itu dengan tepat sehingga melayang ke arah lawan.
Pada tahap ini tak ada trik untuk menutup kemungkinan lawan menambah poin, hanya saja pada tahap ini ada trik untuk meningkatkan poin secara drastis. Triknya adalah dengan melakukan dua pukulan pada kayu ke dua. Pada saat kayu ke dua masih berada di atas punggung tangan kiri dan pada saat tangan kiri dihentakkan supaya kayu terpelanting pemain harus bisa membarengi dengan satu pukulan kecil dengan kayu sepanjang 30 cm, itulah pukulan pertama. Pukulan ke dua adalah memukul kayu ke dua dengan kayu 30 cm saat kayu ke dua sedang terpelanting  ke atas. Cukup sulit memang namun kesulitan ini diimbangi dengan banyaknya poin yang nanti diperoleh karena pemain berhak menghitung poin dengan kayu yang mempunyai panjang 7 cm.
Ada keringanan bagi pemain pemula untuk tahap pilar, Karena pilar sering dianggap sulit oleh pemula. Pemain bisa mengganti pilar dengan kentong. Cara memainkannya adalah dengan memegang kayu ke dua dengan kedua jari tangan kiri, jempol dan telunjuk. Lalu kayu ke dua itu dipukul dengan menggunakan kayu pertama dalam genggaman tangan kanan pemain. Pada saat itu pemain harus melepaskan kayu ke dua berpapasan dengan saat tangan kanannya memukul kayu ke dua itu supaya kayu ke dua bisa melayang jauh ke arah lawan.
3. Tepak kadal. Ini adalah bagian yang paling sulit dalam permainan. Seringkali pemain mati langkah saat melakukan tepak kadal. Cara mainnya adalah dengan meletakkan kayu ke dua secara miring di pusat bagian depan. Jelasnya hanya setengah atau sebagian dari kayu ke dua yang masuk ke cekungann pusat.  Dengan begitu bagian depan dari kayu ke dua akan menyembul ke atas karena tidak menyentuh tanah. Di titik inilah pemain harus memukul dengan kayu yang mempunyai panjang 30 cm sehingga kayu ke dua terpelanting ke atas dan lagi-lagi di bagian ini juga pemain harus bisa memukul kayu yang sedang melayang ke atas tadi dan tak bisa dengan asal memukul saja karena akan mematikan langkahnya sendiri.
Trik yang bisa dilakukan pada tahap ke dua di atas juga bisa dilakukan pada tahap ini. Namun trik ini lebih sering didasari oleh faktor keberuntungan. Sangat susah untuk melakukannya karena dua pukulan harus dilakukan di saat kayu ke dua sedang terpelanting ke atas. Namun kesulitan yang amat sangat ini juga  mempunyai sisi keuntungan yang sangat menarik pula jika pemain bisa melakukannya. Penghitungan poin dilakukan tanpa ada lemparan balik kayu ke dua dari lawan dan penghitungan itu dilakukan dengan menggunakan kayu ke dua yang mempunyai panjang 7 cm itu.
Karena permainan ini diacu oleh banyaknya perolehan poin maka jumlah poin adalah hal yang sangat diperhatikan selama permainan berlangsung. Perolehan ini dihitung dengan mengukur jarak antara pusat dan jatuhnya kayu ke dua setelah kayu ke dua dilempar balik oleh lawan dengan menggunakan kayu sepanjang 30 cm. Namun sering juga jarak antara pusat dengan jatuhnya kayu ke dua itu dihitung dengan menggunakan kayu yang mempunyai panjang 7 cm atau kayu ke dua itu. Kesempatan ini hanya dilakukan oleh pemain yang melakukan trik dua pukulan saat pilar juga saat tepak kadal. Hanya saja pada saat tepak kadal dilakukan dengan dua pukulan -tak termasuk pukulan pertama yang membuat kayu ke dua terpelanting ke atas- maka lawan tak berhak melakukan lemparan balik ke arah pusat, artinya pemain berhak melakukan penghitungan langsung dengan menggunakan kayu ke dua tanpa menunggu lemparan balik dari lawan.
Inilah beberapa perolehan poinnya:
Poin Standar.
Poin standar dihitung dengan menggunakan kayu sepanjang 30 cm atau kayu yang menjadi pegangan pemain untutk mengintung jarak antara jatuhnya kayu kedua lemparan ke dua  dengan pusat. Jumlah hitungan itulah yang menjadi poin standar dalam perrmainan tepak kadal.
Poin Bonus.
1.Poin bonus diberikan saat lawan main berhasil menangkap kayu lemparan. Poin bonus ini di bagi menjadi 4:
1.1. Menangkap dengan dua tangan poin bonus yang diberikan adalah 50.
1.2. Menangkap dengan tangan kanan saja poin bonus yang diberikan adalah 100.
1.3. Menangkap dengan tangan kiri saja poin bonus yang diberikan adalah 200.
1.4. Menangkap dengan sela-sela jari-jemari poin yang diberikkan adalah 300.

2. Poin bonus yang paling besar di berikan jika lemparan balik lawan berhasil jatuh tepat di cekungan pusat dan jatuh ke dalam cekungan itu. Poin yang diberikan untuk lawan yang melempar itu adalah 1000.
Poin Keberuntungan.
Poin keberuntungan di dapat dari trik dua pukulan pada tahap pilar atau tahap tepak kadal. Disebut poin keberuntungan karena didapat dari hitungan yang menggunakan kayu ke dua.
Poin Umpan Balik.
Poin ini bisa di dapat pada saat lawan melempar balik kayu kedua, karena pada saat itu pemain boleh memukul kembali kayu kedua untuk melipat-gandakan poin yang ingin didapat. Trik ini sangat efektif untuk menaikkan poin secara singkat. Namun mempunyai resiko mati langkah jika pemain gagal memukul balik walaupun misalkan kayu kedua itu ternyata jatuh jauh dari pusat. Resiko mati langkah lainnya adalah jika kayu yang berhasil dipukul balik ternyata berhasil pula ditangkap oleh lawan. Mekipun lawan berhasil menangkap kayu itu namun ia tak berhak mendapat poin bonus seperti pada saat lemparan pertama.

Sistem permainan tepak kadal adalah memutar. Setelah pemain mati langkah maka ia menjadi lawan yan menghadang kayu lemparan di depan. Dan posisi pemain digantikan oleh orang yang mempunyai urutan main setelah pemain yang mati langkah itu. Begitupun selanjutnya.

Bluluk, Alap-alap, Macan, Bango



Bluluk[1], Alap-alap[2], Macan[3], Bango[4]
Permainan ini sering dimainkan oleh anak-anak di daerah Cirebon atau khususnya di Desa Tegalkarang Kecamatan Palimanan. Biasa disebut Bluluk Alap-alapan. Dimainkan oleh empat orang dan  tak bisa lebih. Bluluk alap-alapan dimainkan sambil lesehan di emperan depan rumah atau di gubuk dengan posisi duduk melingkar. Lalu dibagi siapa yang menjadi Bluluk, siapa yang menjadi Alap-alap, siapa yang menjadi Macan dan siapa yang menjadi Bango, karena pemain dalam permainan ini akan memerankan peran salah satu dari empat macam hewan tadi yang mereka pilih.
Cara bermainnya mirip dengan permainan anak kota yang biasa disebut ABC lima dasar, namun sebelum menghitung, semua pemain bersama-sama mengucapkan sumpyung lalu segera mengitung tetapi bukan dengan menyebutkan huruf A sampai Z melainkan dengan menyebutkan nama-nama empat hewan tadi secara berurutan, Bluluk-alap-alap-macan-bango. Ketika hitungan berhenti pada salah satu hewan maka si pemeran hewan tersebut boleh bermain.
Si Pemain bersiap-siap menirukan gaya hewan yang menjadi pilihannya dengan tangan. Sedangkan tiga pemain lainnya atau lawannya satu-persatu harus memasang telapak tangannya untuk dihantam oleh Bluluk jika yang mendapat giliran adalah pemeran Bluluk atau disambar dengan keras oleh Alap-alap jika yang mendapat giliran adalah pemeran Alap-alap atau dicakar oleh Macan jika yang mendapat giliran adalah pemeran Macan atau dipatok oleh Bango jika yang mendapat giliran adalah pemeran Bango.
Namun jika lawan pandai menghindar maka dia lolos dari hantaman Bluluk atau lainnya. Dengan kata lain lawan berhak menghindar untuk membela dirinya. Pada saat si pemain telah selesai mengganjar lawan-lawannya maka permainan dimulai lagi dari sumpyung.
Cara memerankannya adalah:
            1. Bagi yang menjadi Bluluk, tentu mempunyai peran atau aksi sebagaimana Bluluk. Jatuh dan menghantam keras namun waktunya tiada yang tahu. Ketika hitungan sumpyung berhenti pada kata Bluluk maka si pemeran Bluluk menyiapkan dirinya atau tangannya dengan menggenggam kuat dan mengangkat tangannya setinggi bahu untuk kemudian menghantam tangan lawan mainnya yang dipasang di bawah. Di sinilah pemeran Bluluk harus mempunyai kecepatan tangan yang tak bisa diduga oleh lawan mainnya. Atau bisa juga disiasati dengan mengajak bercanda temannya sehingga terkecoh dan lengah.
2. Alap-alap. Sebagaimana burung, pemeran Alap-alap melayang-layangkan telapak tangannya seperti seekor burung yang sedang mengincar buruannya dengan mengawang di angkasa lalu siap-siap menyambar buruan atau tangan lawan mainnya dengan kecepatan yang tak diduga dan dengan keras. Sebagaimana burung, Pemeran Alap-alap juga harus mengeak saat melayang-layangkan tangannya di angkasa. Berbeda dengan Bluluk yang menghantan lawan main, si Alap-alap bisa dibilang berhasil jika ia bisa menampar tangan lawan main dengan keras. Alap-alap juga akan mendapat gilirannya jika hitungan sumpyung berhenti pada kata Alap-alap. keunggulan Alap-alap adalah dia bisa mengecoh lawan dengan melayang-layangkan telapak tangannya dengan ketinggian yang ngacak. Bisa tinggi dan hanya memutar-mutar. Bisa melayang tinggi lalu ke bawah dengan perlahan kemudian meninggi lagi. Atau di saat-saat pertama ia langsung menampar tangan lawan main. Alap-alap juga mempunyai keuntungan dalam waktu yang cukup lama untuk mengecoh lawan dibandingkan dengan Bluluk. Namun sama dengan Bluluk, Alap-alap juga harus mempunyai kecepatan  dan ketepatan supaya berhasil mangganjar tangan lawan main dengan keras.
3. Macan. Si pemeran Macan hampir sama dengan Bluluk. Dia hanya perlu menyiapkan tangannya pada posisi mencakar, diangkat setinggi bahu. Dan di waktu yang dirasa tepat oleh pemeran, dia harus cepat-cepat mengayunkan tangannya dan mencakar punggung tangan lawan. Macan juga akan melakukan aksinya ketika hitungan sumpyung berhenti pada kata Macan. Untuk memerankan Macan, Si pemain tak harus mempunyai kuku panjang untuk mencakar, karena Macan sudah bisa dikatakan berhasil jika ayunan tangannya tepat mengenai pungungg tangan lawan main. Supaya permainan seru pemeran Macan juga boleh mengaum-ngaum sebagaimana si raja hutan itu beraksi.
4. Bango. Bango mempunyai paruh yang panjang dan kuat sebagai senjatanya. Paruh yang panjang dan kuat ini diibaratkan dengan tangan Si pemeran Bango. Ketika hitungan sumpyung berhenti pada Bango maka saat itulah Bango akan beraksi. Pemeran bango hanya perlu menyatukan jari-jemari tangan kanannya menjadi satu sehingga menyerupai paruh Bango. Sementara pemain lawan memasang punggung tangannya di bawah, Bango yang terangkat setinggi bahu siap untuk mematok tangan lawan main dengan  keras. Bango tak mempunyai gaya mengecoh seperti hewan lainnya, namun inilah keuntungannya karena tentu saja setiap lawan tak pernah tahu kapan Bango akan meluncurkan aksinya mematok punggung tangan mereka. Bango hanya perlu diam dan bersiap-siap mematok sedangkan lawan main masih menerka-nerka kapan Bango beraksi. Dan pada saat yang dirasa tepat oleh Bango, ia harus cepat-cepat mengayunkan tangannya ke punggung lawan sebelum lawan menyadari serangannya dan menghindar.

Dalam permainan ini tak ada penghitungan poin sama sekali. Yang ada hanya saling melancarkan serangannnya kepada lawan sehingga lawan mulai menyerah namun tetap tak ada hasrat untuk mendendam. Biasanya jika anak-anak sudah lelah untuk bermain permainan ini, mereka akan mencari permainan lain untuk mereka mainkan bersama lagi.
Permainan ini memang bisa dibilang kasar tapi terdapat keseruan ketika si pemain memerankan hewan pilihannya namun ternyata lawan mampu menghindar. Dan permainan ini juga belum pernah sampai menimbulkan dendam karena dipukul terlalu keras atau lainnya.





[1] Kelapa muda yang masih hijau dan belum berisi.
[2] Sejenis burung elang yang mencari makan dengan menyambar.
[3] Harimau.
[4] Bangau.

Popular Posts