Pernah kita menerima undangan dari
seorang yang kita kenal dan orang itu mempunyai pangkat atau orang itu jauh
lebih kaya dari kita? Mungkin ada yang belum dan ada yang sudah. Tapi mari kita
bayangkan diri kita mendapat undangan dari orang tersebut yang datang langsung
ke rumah kita hanya untuk mengantarkan undangannya. Kemudian dengan senyum yang
tidak dibuat-buat orang tersebut masih menganggap kita adalah orang yang dekat
dengannya. Tentu kita akan senang mempunyai teman seperti itu.
Namun sayangnya, tanpa kita sadari
kita senang dibuai kenyamanan yang memanjakan seperti contoh cerita tadi. Kita
senang jika kita dilayani dan bukan melayani. Kita senang jika orang lain
mengenal kita dan menganggap kita orang yang dekat dengannya tanpa melihat
sudah sampai mana kita berusaha bersikap ramah pada setiap orang meski orang
tersebut sering kali membuat amarah kita memuncak.
Begitulah manusia. Ia mudah luput.
Dan yang lebih fatal lagi, seringkali kita menyelepekan sebuah undangan yang
paling istimewa dalam hidup kita. Sebuah undangan yang tak pernah lelah
dikirimkanNya hanya untuk kita. Sebuah undangan yang sebenarnya membuat kita
istimewa. Sebuah undangan yang sangat kita butuhkan. Ya, itulah adzan.
Betapa pemurahNya Alloh kepada kita,
padahal kita lebih sering malas untuk bergegas ke masjid saat adzan
dikumandangkan. Begitu penyayangnya Alloh kepada kita, padahal kita lebih
sering menunda-nunda untuk menemuiNya dan bercakap-cakap denganNya. Begitu
mulianya Alloh kepada kita, padahal kita lebih sering pura-pura tidak dengar
saat adzan dikumandangkan.
Tak ada undangan yang paling istimewa
di dunia ini selain undangan dariNya. Saat kita menyambut undanganNya, Alloh
yang langsung menemui kita tanpa perantara lain. DiajakNya kita bercengkrama
melalui ayat dan kalam suci dalam takbir, ruku', i'tidal, sujud bahkan sampai
salam tak lepas Alloh mengajak kita bercengkrama.
Tak ada di dunia ini yang memuliakan
seorang tamu sebegitu terhormatnya kecuali Alloh, padahal kita hanya sepuhan
debu di antara kekuasaannya. DijadikanNya kita kembali bersih dari noda :
"Sesungguhnya apabila seorang muslim
menunaikan shalatnya semata-mata karena Allah, maka dosa-dosanya akan
berguguran sebagaimana daun-daun ini gugur dari rantingnya." (Ahmad-
At-Targhib)
Tak ada di dunia ini yang begitu
pedulinya ia pada tamunya kecuali Alloh, dibuatNya kita menjadi pribadi yang
bersih bukan hanya sebelum kita menemuiNya tapi juga setelah kita menemuiNya :
“Tahukah
kalian, seandainya ada sebuah sungai di dekat pintu salah seorang di antara
kalian, lalu ia mandi dari air sungai itu setiap hari lima kali, apakah akan
tersisa kotorannya walau sedikit?” Para sahabat menjawab, “Tidak akan tersisa
sedikit pun kotorannya.” Beliau berkata, “Maka begitulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah
menghapuskan dosa.” (HR. Bukhari no. 528 dan Muslim no. 667)
Bahkan saking sayangnya Alloh pada
kita ia menjaga pribadi dan hati kita saat kita sudah sibuk dengan dunia kita :
Dari Ibnu Mas'ud ra. dari Rasulullah saw. sesungguhnya beliau bersabda,
"Setiap tiba waktu shalat diutuslah seorang penyeru (malaikat), lalu ia
berseru, "Wahai anak Adam, berdirilah dan padamkanlah api yang telah
engkau nyalakan untuk membakar dirimu." Maka orang-orangpun berdiri dan
berwudu kemudian mengerjakan shalat zhuhur, maka Allah mengampuni dosa mereka
diantara keduanya (dari subuh hingga zhuhur), begitu pula jika tiba waktu
shalat ashar, maghrib dan isya. Sesudah isya orang-orangpun tidur. (Thabrani - At-Targhib)
Ya Alloh..., sungguh Engkau begitu peduli pada kami padahal seringkali pikiran kami luput dariMu.
Ighfir ya Alloh... Aamiin
Ya Alloh..., sungguh Engkau begitu peduli pada kami padahal seringkali pikiran kami luput dariMu.
Ighfir ya Alloh... Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar